Perlu Peningkatan Digitalisasi Keunikan Adat dan Budaya Cirebon
Kearifan lokal di negeri ini tak akan pernah lekang untuk dikenang, tak akan pernah habis untuk dibahas. Tersebar di seluruh pelosok nusantara. Salah satunya ada di Cirebon, kabupaten dan kota yang terletak di ujung timur laut (kurang lebih 130 KM dari Bandung, Ibu Kota) Provinsi Jawa Barat. Walaupun secara administratif pemerintahan terbagi kedalam dua wilayah, Kabupaten dan Kota Cirebon secara kultur memiliki banyak kesamaan. Terdiri dari dua jenis dataran: wilayah utara ke timur dengan datarannya rendah (0-10 meter di atas permukaan laut) dan wilayah selatan ke barat dengan dataran lebih tinggi (11 - 130 meter), Cirebon memiliki keunikan tersendiri yang perlu diekspos sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jaman.
Baca: Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon
Keunikan Cirebon bisa dilihat dari berbagai aspek, seperti bangunan dan situs peniggalan bersejarah; kegiatan seni, adat dan budaya; bahasa daerah; kerajinan khas; dan kuliner spesial.
Cirebon memiliki banyak bangunan dan situs yang memiliki nilai historis tinggi. Empat keraton peninggalan para pendiri Kesultanan Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan tempat Sultan Sepuh, Keraton Kanoman tempat Sultan Anom, Keraton Kacirebonan tempat Wakil Sultan Sepuh dan Keraton Gebang yang berada agak jauh di Cirebon bagian timur. Di Kompleks Keraton Kasepuhan terdapat Masjid Agung Sang Cipta Rasa, sedangkan Tajug Agung berada di lingkungan Keraton Kanoman. Gua Sunyaragi sebuah gua namun seperti bangunan mirip candi, tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya . Makam Sunan Gunung Jati merupakan tempat peristirahatan terakhir Syeh Syarif Hidayatullah atau salah satu dari Wali Songo yang dikenal Sunan Gunug Jati. Situs ini tujuan favorit ribuan bahkan jutaan peziarah setiap bulannya yang datang dari berbagai kota.
Baca: Sejarah Kerajaan Cirebon dan Timbulnya Keempat Keraton di Cirebon, Peninggalan Kerajaan Cirebon, Taman Sari Gua Sunyaragi dan Wisata Ziarah Makam Sunan Gunung Jati
Dalam Festival Keraton Nusantara (FKN), Cirebon menjadi salah satu peserta dan tempat penyelenggaraan. Seperti pada FKN 1 tahun 2000 dan FKN 11 pada 2017 yang lalu, pelaksanaannya di Kota Cirebon. Kota/kabupaten ini juga menyelenggarakan berbagai tradisi dan upacara adat baik yang bernuansa relijius, institusional dan kultural. Muludan diselenggarakan oleh keraton setiap Bulan Maulud untuk memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.; Haulan untuk mengenang jasa-jasa dan mendoakan para sesepuh pondok pesantren diselenggarakan setiap tahun diantaranya oleh setidaknya Pondok Pesantren Ciwaringin, Pendok Pesantren Kempek, Pondok Pesantren Buntet dan Pondok Pesantren Gedongan. Nadran dilakukan oleh masyarakat desa-desa nelayan di sepanjang pesisir Cirebon, seperti di Kecamatan Gunung Jati, Mundu, Pangenan dan Gebang.
Seni pertunjukan juga tak luput dari perhatian masyarakat Cirebon. Sebagai contoh Tari Topeng dan Burokan. Diciptakan oleh Sunan Gunung Jati, Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng ketika sedang menari. Penari mengganti topengnya sebanyak tiga kali: pertama, mengenakan topeng warna putih dengan bunyi gamelan pelan; kedua, topeng warna biru diiringi bunyi gamelan agak keras; dan terakhir topeng warna merah dengan gamelan ditabuh semakin keras.
Baca: Kesenian dan Tradisi Khas Cirebon
Burokan merupakan seni pertunjukan yang biasanya diadakan untuk merayakan acara-acara hajatan, khususnya Khitanan. Tokoh sentralnya adalah Burok, yaitu Badawang alias sejenis boneka berukuran besar yang pemainnya masuk kedalamnya, menari sesuai alunan musik pengiringnya. Burok ini berbadan seperti seekor kuda namun memiliki sepasang sayap dan berparas wanita cantik. Konon, penciptanya, Kalil, terinspirasi kendaraan Buraq yang ditunggangi Nabi Muhammad S.A.W dalam perjalanan Isra' Mi'rajnya. Dalam pertunjukannya, Burok diarak keliling kampung atau tampil di tanah lapang dengan anak khitan menunggang di atasnya.
Baca: Burokan Kalimaro
Masyarakat Cirebon juga mengapresiasi seni rupa lokal. Sebagai bukti adalah kerajinan tari topeng yang bisa berdwifungsi, selain untuk pertunjukan Tari Topeng itu sendiri, juga sebagai karya seni yang punya nilai estetis. Kerajinan Batik dan lukisan Kaca, khasnya bercorak Mega Mendung, juga bukti bahwa seni rupa mendapat tempat di Cirebon.
Dan, terakhir, namun bukan berarti tidak penting, adalah belasan bahkan puluhan makanan khas Cirebon. Empat diantaranya adalah Empal Gentong, Sega Jamblang, Sega Lengko dan Tahu Gejrot. Empal Gentong dimasak dalam gentong (priuk terbuat dari tanah liat) dengan menggunakan kayu bakar dari pohon mangga.
Sega Jamblang atau nasi Jamblang merupakan nasi putih yang disajikan dengan alas daun jati dengan aneka lauk yang bisa dipilih sesuai selera. Sega Lengko atau nasi lengko terdiri dari nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, mentimun cacah, dan taoge rebus yang disiram dengan bumbu kacang, kecap, dan ditaburi bawang goreng serta daun kucai. Dan, Tahu Gejrot yaitu tahu goreng yang diberi bumbu mentah campuran cabai, gula merah, bawang putih, dan bawang merah yang dihaluskan.
Baca: 10 Makanan Khas Cirebon Yang Gak Boleh Kamu Skip Nikmat Abis
Keunikan-keunikan di atas diproses menjadi informasi untuk diketahui khalayak. Seperti dinyatakan di atas, perlu disebarkan sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan jaman. Dan, tuntutan, kebutuhan dan perkembangan pada saat ini, tiada lain adalah digitalisasi. Yaitu:
"... proses mengubah berbagai informasi, kabar, atau berita dari format analog menjadi format digital sehingga lebih mudah untuk diproduksi, disimpan, dikelola, dan didistribusikan. Informasi yang digitalisasi dapat disajikan dalam bentuk teks, angka, audio, visual, yang berisi tentang ideologi, sosial, kesehatan dan bisnis."
Keuntungan yang didapat dari digitalisasi muatan lokal ini adalah:
- Mudah untuk dicari, ditelusuri, diakses dan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna
- Mudah untuk diproduksi, dikirim, diterima, disaring, diperbaharui berdasarkan kemampuan pengguna
- Format penulisan dan isi pesan yang dikirim sama dengan format penulisan dan isi pesan yang diterima
- Tidak terhambat oleh jarak yang jauh, perbedaan bahasa dan perbedaan waktu
- Pengiriman dan penerimaan pesan sangat cepat dan murah
- Mudah untuk disimpan dan diolah sehingga tidak memerlukan ruang penyimpanan yang besar
- Mudah diaplikasikan dalam berbagai media karena format isi dari informasi digital akan sama, antara device yang satu dengan device yang lainnya.
Baca: Digitalisasi Informasi
Kearipan lokal Cirebon di atas memang telah didigitalisasi, namun perlu ditingkatkan lagi disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi kedalam berbagai bentuk, seperti melalui blog, vlog, youtube, media sosial, ebook, vook dan lainnya. Genre-nya juga harus bervariasi sehingga bisa menjangkau berbagai kalangan, seperti gaya populer, kids, komik, cerita, travelling dan ilmiah. Harapannya adalah local content, digital media, gobal class.
Walaupun konten lokal, karena media digital, maka akan mencapai level global.
Salah satu cara menaikan muatan lokal tersebut ke pentas global adalah melalui:
https://www.indowebsite.co.id/hosting-gratis/
Yaitu:
"... layanan web hosting tidak berbayar yang di peruntukan untuk StartUp, atau mereka yang baru memulai usaha online. IndoWebsite merupakan brand dari PT. Tujuh Ion Indonesia yang memiliki misi turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mendukung konten lokal."
Untuk lebih lengkap informasinya, baca: Web Hosting Gratis Indonesia untuk StartUp
Komentar
Posting Komentar