Let's Practice Debating
Debat
adalah adu argumen dari dua kubu yang berseberangan, pro dan kontra terhadap
isu yang bergulir. Debat biasa terjadi di gedung parlemen untuk menentukan
sebuah kebijakan yang berpihak pada dan berseberangan dengan pemerintah. Debat
juga sering digunakan menjelang Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah
untuk menarik calon pemilih. Bahkan, acara debat yang mengangkat isu-isu hangat
dijadikan acara andalan dalam menaikan rating
beberapa stasiun TV.
Diadopsi
kedalam pembelajaran, debat diadaptasi menjadi competitive debating, yakni simulasi debat yang menirukan debat
riil seperti di gedung parlemen atau dalam ajang kampanye. Praktik simulasi
bisa terintegrasi dalam pembelajaran (sebagai metode) di kelas; bisa dalam
latihan rutin kegiatan ekstrakurikuler English Club; bahkan bisa dalam bentuk
turnamen antar pelajar tingkat kota/kabupaten/provinsi/nasional. Selain untuk mengasah keterampilan berbahasa
dan komunikasi, kegiatan debat bertujuan untuk melatih berpikir kritis dan
bersikap toleran. Karena, walaupun fokus pada satu isu kontroversial, debat
memerlukan berbagai kajian interdisipliner. Kajian sosiologi, budaya, hukum,
politik, pendidikan dan lainnya saling berkaitan memberi kontribusi
komplementer dalam debat tentang, katakanlah, kasus pemeriksaan hukum tokoh
partai yang diduga sedang mengalami gangguan kesehatan. Untuk menghindari
“debat kusir,” kegiatan debat juga memiliki aturan yang disepakati oleh
pihak-pihak yang berdebat. Sehingga debat berjalan terstruktur, terarah, beradab
dan toleran tanpa unsur rasial, personal
attack dan barracking.
Melalui
buku ini, penulis mencoba berbagi pengalamannya dalam melatih peserta belajar
dalam berdebat, khususnya debat dalam berbahasa Inggris. Terdiri dari lima bab,
buku ini berangkat dari pemahaman, menuju aplikasi, akhirnya sampai pada
mempraktikan konsep berdebat. Let’s
practice debating!
Komentar
Posting Komentar