Pengembangan Bahan Ajar melalui Teknik Adaptasi SMSHT
Berkaitan dengan kompetensi pedagogik,
khususnya yang berkenaan dengan materi pelajaran, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Akademik dan Kualifikasi Guru,
dalam lampirannya pada Kompetensi Inti 3 dan 4 yang kemudian dirinci dalam
Kompetensi 3.4, 3.5 dan 4.5, menyatakan bahwa guru harus:
Kompetensi Inti |
Kompetensi |
||
3. |
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran yang diampu. |
3.4. |
Memilih materi pembelajaran yang diampu
yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. |
3.5. |
Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. |
||
4. |
Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik. |
4.5. |
Menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. |
Dari situasi di atas, dapat ditegaskan bahwa
pengembangan bahan ajar merupakan hal yang mendesak dan harus dilakukan oleh
guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Namun, guru
harus memahami terlebih dahulu perbedaan antara sumber belajar dan bahan ajar.
Tulisan ini bertujuan
untuk mendeskripsikan perbedaan antara
sumber belajar dan bahan ajar, adaptasi sumber belajar kedalam bahan ajar dan
langkah-langkah pengembangan bahan ajar melalui teknik adaptasi SMSHT. Manfaat
yang bisa didapatkan jika tujuan ini tercapai adalah bahwa guru dapat
menjadikannya sebagai referensi dalam mengembangkan bahan ajar dari sumber
belajar yang tersedia.
Sumber Belajar dan Bahan Ajar
Sumber belajar dan
bahan ajar pada dasarnya sama, yaitu untuk membantu peserta didik belajar dan
guru mengajar. Tomilson (2011) menggunakan kata “Materials”
untuk menyebut keduanya. Yaitu,
“Anything
which is used to help language learners to learn. Materials can be in the form,
for example, of a textbook, a workbook, a cassette, a CD-ROM, a video, a
photocopied handout, a newspaper, a paragraph written on a whiteboard: anything
which presents or informs about the language being learned.”
Tomilson, namun, juga
mengemukakan “Materials Adaptation”
yang berarti merubah bahan untuk membuatnya lebih baik dan lebih cocok dengan
peserta didik. Bahan yang dimaksud disini adalah bahan mentah (raw materials) atau sumber belajar yang
perlu mendapat perubahan agar menjadi bahan siap pakai (redy-to-use materials) atau bahan ajar atau materi pelajaran.
Jadi,
sumber belajar dan bahan ajar bisa memiliki kesamaan dalam bentuk seperti yang
dicontohkan di atas: buku teks pelajaran, buku kerja, kaset, CD-ROM, video,
lembaran fotocopy dan seterusnya. Bedanya adalah sumber belajar masih original belum mendapat perlakuan apapun
dari guru dan belum tentu sesuai dengan rencana pembelajaran, kebutuhan dan
karakteristik peserta didik; sedangkan bahan ajar sudah dikembangkan oleh guru
sehingga kemungkinan besar sudah sejalan dengan rencana dan mampu memenuhi
kebutuhan dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Adaptasi Sumber belajar menjadi bahan
ajar
Tomlinson (2001,
dalam Harsono, 2007) menjelaskan dua tataran pengembangan bahan ajar. Yaitu,
pengembangan bahan ajar sebagai kajian teoritis dan pengembangan bahan ajar
sebagai upaya praktis. Dalam kajian teoritis, pengembangan bahan ajar
mendiskusikan prinsip-prinsip dan prosedur perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian sumber pembelajaran. Sebagai upaya praktis meliputi penyusunan,
penilaian dan penyesuaian sumber belajar oleh guru sendiri untuk kepentingan
kelasnya dan oleh penulis buku untuk kepentingan komersilnya.
Tulisan ini mendiskusikan pengembangan bahan
ajar sebagai upaya praktis dengan berkonsentrasi pada penyesuaian (adaptation) sumber belajar kedalam bahan
ajar. McDonough dkk. (2013) mendefinisikan bahwa mengadaptasi adalah proses
penyesuaian faktor eksternal dengan faktor internal. Faktor ekstenal adalah apa
yang kita miliki di luar sumber belajar dan faktor internal adalah apa yang
disajikan yang berasal dari sumber belajar itu sendiri. Nikoopour dan Farsani
(2011) menyebutkan faktor eksternal meliputi karakteristik peserta didik,
lingkungan fisik, sumber-sumber lain dan ukuran kelas; dan fakror internal
meliputi pemilihan topik yang disajikan, cakupan keterampilan yang harus
dikuasai peserta didik, tingkat penguasaan yang harus dimiliki peserta didik
dan penilaian latihan yang harus
dilakukan guru.
Banyak teknik
adaptasi sumber belajar kedalam bahan ajar direkomendasikan oleh pakar-pakar
pembelajaran. McDonough dan Shaw (1993), Cunningsworth (1995) mengajukan lima
teknik adaptasi: 1) menambahkan (adding),
2) menghilangkan (deleting), 3)
menyederhanakan (simplifying), 4)
menyusun ulang (reordering) dan 5)
mengganti (replacing) materi.
McDonough dan Shaw membagi adding
kedalam menambahkan kuantitas (extending)
dan menambahkan kualitas (expanding).
Jack C. Richards lebih memperjelas bahwa yang diadaptasi tidak hanya substansi
(content) tapi bisa juga aktivitas (tasks), yaitu memodifikasi isi dan
kegiatan (modifying content and tasks),
menambahkan/mengembangkan atau menghilangkan isi (adding/extending or deleting content), menyusun ulang isi materi (reorganizing content) dan memunculkan
yang hilang (addressing omissions).
Harmer, 2001 dan Lamie, 1999 lebih menekankan
pada penyesuaian kegiatan pembelajarannya daripada pada materinya:
1.
add
activities to those already suggested;
2.
meet
out activities that do not meet your learners’ needs;
3.
replace
or adapt activities or materials with:
-
supplementary
materials from other commercial texts,
-
authentic
texts (newspapers, radio reports, flm, etc.),
-
teacher-created
supplementary materials;
4.
change
the organisational structure of activities, for example, pairs, small groups or
whole calss.
Nikoopour
dan Farsani (2011) lebih memerinci teknik-teknik, kecuali simplifying dan reordering.
Selain expanding dan extending seperti dikemukakan oleh
McDonough dan Shaw di atas, Nikoopour dan Farsani membagi deleting materials menjadi dua: menghilangkan secara kuantitatif (substracting) dan menghilangkan secara
kualitatif (abridging); dan
memodifikasi materi bisa berupa
modifikasi substansi linguistik (re-writing)
dan modifikasi managemen kelas (re-structuring).
Teknik Adaptasi SMSHT
Persoalannya,
apa yang disederhanakan, dimodifikasi, disusun ulang dihilangkan dan
ditambahkan? Di atas dijelaskan bahwa adaptasi dari sumber belajar kedalam
bahan ajar merupakan penyesuaian faktor internal dengan faktor eksternal.
Faktor internal berasal dari buku teks itu sendiri sebagai sumber belajar,
seperti topik yang dibahas, keterampilan dan tingkat pencapaian yang
ditargetkan dan penilaian latihan yang harus dilakukan. Muatan pokok atau pesan
buku tersebut disampaikan melalui ilustrasi linguistik (teks)1, deskripsi visual (gambar, grafik, bagan, dll.)2, kegiatan-kegiatan
belajar (learning tasks)3
dan pertanyaan-pertanyaan/masalah
(soal latihan)4. Agar
dapat direspon dan direproduksi oleh peserta didik, keempat jenis isi buku ini dikomunikasikan
dengan instruksi dan penjelasan teknis5.
Kelima komponen inilah yang mendapatkan perlakuan adaptasi jika tidak sesuai
dengan faktor eksternal, khususnya berkenaan dengan kebutuhan, karakteristik
peserta didik yang sudah terwakili dalam RPP. Berikut uraian adaptasi SMSHT
yang dimaksud.
1. Sederhanakan ilustrasi
linguistik, deskripsi visual, kegiatan belajar, pertanyaan problematis dan
perintah/penjelasan teknis dalam buku sumber yang terlalu kompleks dan melebihi tingkatan berpikir peserta didik
dalam indikator pencapaian kompetensi dan langkah-langkah pembelajaran yang
telah dirumuskan dalam RPP.
2. Modifikasi ilustrasi
linguistik, deskripsi visual, kegiatan belajar, pertanyaan problematis dan
perintah/penjelasan teknis dalam buku sumber yang sifat dan fokusnya tidak melayani indikator pencapaian kompetensi
dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirumuskan dalam RPP.
3. Susun Ulang
ilustrasi linguistik, deskripsi visual, kegiatan belajar, pertanyaan
problematis dan perintah/penjelasan teknis dalam buku sumber yang urutannya tidak sejalan dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirumuskan
dalam RPP.
4. Hilangkan baik
jumlah maupun bobot (bagian-bagian dari) ilustrasi linguistik, deskripsi
visual, kegiatan belajar, pertanyaan problematis dan perintah/penjelasan teknis
yang terdapat dalam buku sumber tapi
tidak dikehendaki oleh indikator
pencapaian kompetensi dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirumuskan
dalam RPP.
5. Tambahkan baik
jumlah maupun bobot (bagian-bagian dari) ilustrasi linguistik, deskripsi
visual, kegiatan belajar, pertanyaan problematis dan perintah/penjelasan teknis
yang tidak ada dalam buku sumber tapi dikehendaki
oleh indikator pencapaian kompetensi dan langkah-langkah pembelajaran yang
telah dirumuskan dalam RPP.
Menutup tulisan ini,
penulis berkesimpulan dan merekomendasikan bahwa sumber belajar tidak sama
dengan bahan ajar. Sumber belajar tidak memiliki jaminan sesuai dengan,
memenuhi dan mencerminkan rencana pembelajaran yang telah mewakili kebutuhan
dan karakteristik peserta didik melalui rumusan indikator, tujuan dan
langkah-langkah pembelajarannya. Agar memiliki jaminan tersebut, guru harus
hadir melakukan adaptasi sumber belajar menjadi bahan ajar. Adaptasi yang
direkomendasikan adalah SMSHT. Bagian-bagian materi tertentu harus diSederhanakan, diModifikasi, diSusun
ulang, diHilangkan dan diTambahkan.
Simak juga:
- Video Presentasi Pengembangan Sumber Belajar Menjadi Bahan Ajar, dan
- PPT Presentasi Pengembangan Sumber Belajar Menjadi Bahan Ajar
Daftar Pustaka
Cunningsworth,
A. (1995): Choosing your course book.
Moscow: Heinemann.
Harmer
(2001): Coursebook. A Human, Cultural and
Linguistic Dissaster? MET, 8(4), 5-10
Harsono,
Y. M. (2007): Developing Learning
Materials for Specific Purposes,
TEFLIN Journal, Volume 18, Number 2
Lamie,
J. (1999): Prescriptions and Cures:
Addapting and Supplementing, MET, 8(3), 49-53
McDonough,
J. and C. Shaw. (1993): Materials and
Methods in ELT. Oxford: Blackwell.
Nikoopour,
Jahanbakhsh dan Mohammad Amini Farsani (2011): English Language Teaching Material Development, Journal of Language
and Translation Volume 2, Number 2, (pp.1-12)
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Akademik dan
Kualifikasi Guru
Richards,
Jack C. The Role of Textbooks in a
Language Program
Tomlinson,
Brian (2011): Materials Development in
Language Teaching, Cambridge: Cambridge University Press
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Komentar
Posting Komentar